Kematian Akibat Rabies Tembus 90 Kasus Hingga Agustus 2023: Kenali Gejala lalu Cara Mencegahnya

Avatar Redaksi
Kematian Akibat Rabies Tembus 90 Kasus Hingga Agustus 2023: Kenali Gejala lalu Cara Mencegahnya
BERITASPIRITKITA – Sempat heboh beberapa waktu lalu kasus rabies menghasilkan anak meninggal dunia oleh sebab itu digigit anjing ‘gila’ yang terinfeksi. Padahal Indonesia sedang mencanangkan bebas rabies pada 2023. Lantas, gimana cara mencegahnya?

Rabies adalah virus mematikan yang digunakan menyebar ke manusia dari air liur yang tersebut terinfeksi. Binatang yang dimaksud umumnya menyebarkan rabies yaitu anjing, kelelawar, anjing hutan, rubah, sigung, kemudian rakun.

“Kalau sudah muncul gejala rabies, maka tak sanggup ditolong, jadi bilangan kematian 100 persen. Tetapi sebelum muncul gejala setelah digigit hewan penular rabies yang dimaksud kebanyakan anjing, dapat dijalankan upaya pencegahan sebelum digigit maupun pencegahan setelah digigit,” ujar ujar Komite Rabies Flores Lembata, dr. Asep Purnama, Sp.PD-FINASIM melalui rilis Kalbe yang tersebut diterima spiritkita.com, Selasa (24/10/2023).

Satu-satunya cara mencegah kematian akibat rabies yaitu dengan vaksin rabies, selain kewajiban mencuci luka bekas gigitan. Langkah vaksinasi harus dijalankan sebelum terjadinya gigitan, lantaran jika sudah tergigit tapi belum divaksinasi maka kesempatan kematian 100 persen alias pasti meninggal dunia. Inilah sebabnya rabies disebut sebagai penyakit mematikan.

Mirisnya usai Covid-19 melanda, capaian vaksinasi rabies pada hewan penyebar virus seperti anjing menurun. Padahal harusnya minimal 70 persen dari jumlah total populasi anjing harus divaksinasi rabies agar manusia aman.

“Tahun 2020 vaksinasi serta kematian akibat rabies turun sebab lockdown, ada 40 orang di dalam Indonesia meninggal akibat rabies, dengan 82.434 kasus gigitan. Sebelumnya 105 kasus kematian. Tahun 2021 kita mulai bergerak lagi keluar rumah, kasus meninggal akibat rabies meningkat menjadi 62, dikarenakan anjing-anjing yang dimaksud tak divaksin mulai tertular rabies antar merekan kemudian mengiggit manusia,” beber dr. Asep.

Selanjutnya, dr. Asep juga menemukan di dalam 2022 data kematian akibat rabies meningkat 102 kasus lalu kasus gigitan hewan berisiko penular rabies mencapai lebih banyak dari 100.000 peristiwa.

Data terbaru per Agustus 2023, kematian akibat rabies mencapai 90 kasus juga terjadi 94.000 kasus gigitan. Jika hal ini dibiarkan hingga akhir tahun, diperkirakan kasus kematian mampu mencapai 135 jiwa juga kasus gigitan rabies sekitar 142.000.

“Hingga saat ini sudah ada 16 orang meninggal dunia pada NTT akibat rabies. Kalau tidaklah diatasi dengan pencegahan, maka akhir tahun dapat sekadar 24 orang. Orang paling rentan adalah teman-teman yang dimaksud bertugas terkait dengan binatang,” papar dr. Asep.

Terakhir ia juga memaparkan, vaksin rabies minimal 3 bulan sebelum terpapar rabies sudah bisa jadi terlindungi dari bahaya lalu mematikannya virus tersebut. Sehingga bekas gigitan yang dialamu cukup dijalankan tindakan pencucian.

“Antibodi masih cukup untuk melindungi korban gigitan dari rabies. Tapi kalau digigitnya tambahan dari tiga bulan setelah pemberikan vaksin pre-exposure, maka tinggal dibooster semata disuntik dua kali dan juga tak perlu serum anti rabies,” pungkas dr. Asep.

Hal yang mirip juga disampaikan Franchise Manager Travel-Endemic Vaccines PT Kalventis Sinergi Farma, Dhimas Hariandhana bahwa jika gigitan rabies terjadi dalam dekat saraf pusat maka gejala rabies dapat cepat dirasakan lalu dialami. Sedangkan vaksinasi dapat mencegah gejala berat itu terjadi khususnya pada orang-orang yang tersebut berisiko.

“Yakni orang-orang yang dimaksud terlibat dengan hewan penular rabies, seperti vaksinator hewan, dokter hewan, juga pemelihara hewan. Vaksin ini tersedia di dalam prasarana kesehatan, puskesmas, atau rabies center, siapa pun sanggup memohonkan vaksinasi rabies,” papar Dhimas.

Product Executive Companion Animal Kalbe Animal Health, drh. Geraldus Gunawan juga menyebutkan untuk menjaga hewan peliharaan tidak ada berbeda jarak jauh dengan cara menjaga diri sendiri.

Dimulai dari tahap awal, menjaga kebersihan lingkungan, menjaga kebersihan diri kita, serta hewan. Karena tidaklah menyembunyikan kemungkinan ada penyakit yang digunakan dapat dibawa pemilik kepada hewan peliharaan lalu sebaliknya.

“Setelah itu, kita bisa saja mempertimbangkan faktor-faktor seperti makanan, sebab hewan serupa seperti manusia, setiap umur ada semata masalahnya. Ada beberapa kandungan mineral atau makanan yang mana harus dibatasi, pada setiap umur hewan miliki takaran yang mana berbeda-beda. Kalau makanan sudah pas, baru kita loncat untuk memberikan multivitamin atau multimineral untuk imun booster. Kami menyediakan Kalvidog atau Kalbe Vitamin Dog untuk anjing. Lalu ada Kalbe Vitamin Cat, Kalbe Vitamin Gel,” pungkas drh. Geraldus.

Tag:

Berita Terkait

Baca Juga