Hingga bulan Oktober, hujan belum kunjung turun, kemudian warga merasakan dampaknya secara merata. Kondisi ini juga berdampak pada cuaca yang mana ekstrem, menimbulkan keresahan akan krisis pangan.
Dalam upaya mendapatkan hujan segera, Pemerintah Provinsi NTB bersama ribuan siswa juga warga menggelar shalat sunnah istisqa’.
Salah satu jamaah, Iin, menyatakan kekhawatirannya terhadap kekeringan serta krisis pangan yang dimaksud dapat terjadi jika hujan tiada segera turun.
“Mudah-mudahan nanti hujan ya. Soalnya kalau tidak ada kan kekeringan, krisis pangan. Harapan saya begitu saja,” ujarnya saat melaksanakan shalat istisqa’ di area halaman kantor Gubernur NTB pada Senin (16/10).
BACA JUGA:
- Pj Wali Kota Palopo Asrul Sani Pimpin Langsung Aksi Bersih Sampah, Respon Cepat Keluhan Masyarakat
- Jamaah Masjid Al-Ikhwan Bogar Ucapkan Terimakasih ke Ketua DPRD Palopo
- Anjungan City of Makassar Pantai Losari Siap Tampung 20 Ribu Jemaah untuk Shalat Idul Adha 2024
- Ditutup dengan Meriah, Pj Gubernur Harap Festival Sulsel Menari Kembali Digelar Tahun Depan
- Dihadiri Banyak Tokoh dan Diawali Materi Rahasia Awet Muda, Rakor KAHMI Makassar Sukses Digelar
Musim kemarau yang berkepanjangan juga berdampak pada kesehatan masyarakat. Selain menyebabkan cuaca ekstrem yang mana menyebabkan sakit kepala, pasokan air bersih juga mulai berkurang.
Jamaah lain, Usman, berharap doa-doa yang tersebut dipanjatkan pada shalat istisqa’ dapat dikabulkan.
“Ini kan cuacanya sangat panas. Jadi saya memohon agar sanggup segera turun hujan,” katanya.
Kota Mataram, menurut Usman, belum merasakan dampak musim kemarau seberat beberapa lokasi lain dalam NTB. Persediaan air bersih masih mencukupi.
“Melalui ribuan jamaah yang bergabung shalat sunnah ini, doa-doa sanggup terkabul dan juga hujan segera turun,” harapnya.
Penjabat Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi NTB, Fathurrahman, menjelaskan bahwa shalat istisqa’ diikuti oleh jamaah dari kalangan pegawai lingkup Pemprov NTB, siswa, serta guru tingkat SMA/SMK pada Kota Mataram.
Dia berharap shalat ini dapat dilaksanakan hingga tingkat desa, melibatkan Pemda kabupaten atau kota, serta seluruh masyarakat.
Fathurrahman menuturkan bahwa melalui shalat istisqa’, para jamaah bermohon kepada Allah SWT untuk terhindar dari seluruh bencana, khususnya krisis kebersihan yang digunakan dirasakan beberapa jumlah kabupaten lalu kota di area NTB.
“Bermohon Mudah-mudahan Allah SWT menghindarkan kita dari seluruh bencana termasuk bencana kekeringan,” ungkapnya.
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi NTB, hingga 16 Oktober, enam kabupaten kemudian kota sudah pernah menetapkan siaga darurat kekeringan, sementara tiga daerah lainnya telah terjadi menetapkan status tanggap darurat.
Dampaknya terasa pada 73 kecamatan dengan 345 desa, melibatkan 164.700 kepala keluarga serta 578.839 jiwa yang digunakan terdampak. Pemerintah terus berupaya menanggulangi krisis ini untuk melindungi rakyat NTB.
Kontributor: Buniamin