Sekjen Gibran Center, Fathrul Nugroho, mengungkapkan tudingan itu tidak ada berdasar. Terlebih jikalau tudingan itu hanya saja menyasar paslon Pilpres 2024, Prabowo Subianto serta Gibran.
“Bahwa jikalau ada yang dimaksud menuding pemerintahan pada waktu ini seperti Orba itu sangat tidak ada berdasar. Apalagi dikaitkan dengan pasangan capres-cawapres nomor urut 02, Prabowo Subianto serta Gibran Rakabuming Raka,” ujar Fathul terhadap wartawan, Hari Sabtu (2/12/2023).
Fathul mempertanyakan bukti konkret tudingan yang tersebut dilayangkan oleh Megawati itu. Pasalnya, ia menilai pemerintahan Jokowi tiada pernah melakukan pembungkaman suara-suara kritis.
“Apa bukti bahwa pemerintahan ketika ini seperti Orba? Sebab tidak ada ada tindakan represif kemudian pembungkaman terhadap rakyat serta pers yang digunakan bersuara kritis,” ujar Fathul.
BACA JUGA:
- Senyum Semangat Fatia Casis Disabilitas Lulus Menuju Rikkes II Bintara Polri
- Menhan Prabowo Subianto Wakili Presiden Jokowi di KTT Gencatan Senjata Gaza di Yordania
- Rupiah Melemah Terhadap Dolar AS, Mata Uang Asia Tenggara Juga Tertekan
- Pengakuan Agus Rahardjo Dimarahi Jokowi Berujung Laporan Polisi, Hasto PDIP: Bisa Dibuktikan Lewat Tes Kebohongan
- Prabowo Temukan Dugaan Mark Up Anggaran Gila-gilaan di area Kemhan
Lebih lanjut, Fathul berpadangan pada waktu ini setiap orang boleh menyuarakan aspirasinya. Kritikan keras tersebut, kata Fathul, justru menjadi masukan oleh pemerintahan Jokowi.
“Saat ini, semua bebas bersuara. Bebas menyatakan pendapatnya, bahkan berbagai yang mana mengkritisi pemerintah dengan keras. Hal semacam ini justru dianggap jamu oleh Presiden Jokowi. Meski terasa pahit, tapi menyehatkan,” ungkap Fathul.
Pernyataan Megawati
Sebelumnya Megawati meluapkan kejengkelannya terhadap penguasa yang dimaksud kekinian bertindak seperti pada masa Orde Baru.
Pernyataan yang disebutkan disampaikan Megawati di pengarahannya pada acara Rakornas Organ Relawan Ganjar-Mahfud se-Pulau Jawa pada JIExpo Kemayoran, Jakarta, Awal Minggu (27/11/2023).
Awalnya, Megawati enggan menyinggung persoalan tersebut. Terlebih mengenai perundang-undangan yang digunakan bisa jadi digunakan untuk menekan rakyat.
“Mustinya ibu nggak boleh ngomong gitu, tapi sudah ada jengkel tahu nggak kenapa? Republik penuh dengan pengorbanan tahu tidak? Kenapa sekarang kalian yang dimaksud baru berkuasa itu mau bertindak seperti zaman orde baru?” kata Megawati.
Pernyataan Megawati itu sontak mendapatkan sambutan dari para ribuan volunteer Ganjar-Mahfud yang digunakan hadir. Mereka memekikkan kata “lawan, lawan, lawan,”.
Megawati kembali bicara bahwa dirinya adalah manusia juga, terlebih masih disebut sebagai Presiden ke lima RI. Namun ia merasa tak dihormati.
“Ndak, kadang-kadang ya, kadang-kadang apa ya, saya manusia juga dong. Tetapi ya bayangkan, kok saya bukan seperti dihormati ya. Lho, kenapa? Lho saya jelek-jelek pernah presiden lho, kemudian masih diakui dengan nama Presiden ke-5 Republik Indonesia lho,” ujarnya.
Lebih lanjut, Megawati mengaku bingung dengan apa yang dimaksud terjadi terhadap penguasa yang dimaksud bertindak seperti orde baru.
Ia pun mengundang rakyat Indonrdia untuk tiada takut melawan kecurangan yang dimaksud terjadi pada Pilpres 2024.
“Kita kan rakyat Indonesia, polisi juga rakyat Indonesia, yang namanya tentara rakyat Indonesia, aparat juga rakyat Indonesia. Benar apa benar? Insyaf makanya, jangan takut,” katanya.